Setelah puluhan tahun penantian yang cukup panjang. Berbagai persiapan telah dikerahkan hingga mencapai 99% kesiapan, anggaran yang tidak sedikit untuk menunjang pelbagai perbaikan dan persiapan jelas telah banyak dikeluarkan. Namun sayang seribu sayang, Indonesia yang beberapa waktu lalu dikabarkan menjadi tuan rumah terlaksananya World Cup U-20 2023, kini resmi dibatalkan.
Keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia sebagai host country turnamen sepakbola paling bergengsi di dunia itu pun memicu banyak spekulasi dan pro-kontra dari berbagai pihak. Banyak pihak yang dibuat sedih dan kecewa, terutama Timnas Indonesia yang sudah pasti merasa terlukai sebab impian mereka untuk berlaga di ajang Piala Dunia telah kandas dari harapan.
Mulai detik ini, pecinta sepakbola Indonesia tidak akan pernah tidur dengan nyenyak dan akan kembali menunggu. Penantian yang sudah dibangun selama bertahun-tahun, kini semua hilang dalam sekejap mata. Meskipun perjalanan masih panjang, tapi jalan yang mudah sudah tertutup rapat. Kerugian jelas akan sangat dirasakan oleh berbagai pihak baik timnas, atlet sepak bola Indonesia, pemilik venue acara, event organizer, vendor event, talent, tempat wisata, pengusaha UMKM, devisa negara dan tentunya seluruh warga dan masyarakat Indonesia.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pembatalan tersebut rupanya akan melahirkan efek yang sangat panjang dan menjadi domino. Bisa jadi PSSI akan dibanned oleh FIFA, atau bahkan liga-liga bisa jadi juga akan kembali dibekukan. Sudah nampak dengan sangat jelas, hal ini mengindikasikan bahwa kondisi sepakbola di Indonesia seolah selangkah menuju gerbang neraka.
Kendati demikian, meski memang sangat disayangkan dan mengecewakan, ada baiknya kita sebagai santri menyikapi hal ini dengan mencoba merefleksi diri dengan melihat dan menganalisa dari kacamata yang netral. Meskipun bukan pengamat ahli dan hanya penggemar sepak bola biasa Ariq Ahmad Fauzi, Duta Santri Nasional Bidang Sains dan Teknologi, misalnya, dalam kesempatannya berpendapat bahwa bisa jadi keputusan yang diambil FIFA tersebut merupakan keputusan yang tepat tanpa kita sadari.
“Saya sebagai penggemar sepak bola tentunya sangat kecewa sekali, tetapi saya melihat bahwa nampaknya memang ada beberapa persiapan yang kurang matang dalam menyiapkan event Piala Dunia ini di Indonesia. Saya yakin bahwa pembatalan FIFA World Cup U-20 di Indonesia merupakan keputusan yang diambil oleh FIFA dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk keamanan, kesehatan, mentalitas dan keselamatan para pemain, ofisial, dan penggemar sepak bola.” Ucap Sarjana Teknik Universitas Indonesia tersebut.
Ariq melanjutkan, bahwa meskipun keputusan tersebut mengecewakan banyak orang, khususnya penggemar sepak bola di Indonesia, namun bisa jadi keputusan ini merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko dalam memastikan keamanan semua pihak yang terlibat dalam turnamen, termasuk penyelesaian kasus antara olahraga dan politik di Indonesia.
“Suka atau tidak suka, pada kenyataannya, olahraga (sepak bola) akan selalu dicampuradukan dengan kepentingan politik di tanah air.” Pungkasnya.
Terlepas dari itu semua, nasi kini sudah menjadi bubur. Apa pun yang telah menjadi keputusan tetap harus diterima dengan lapang dada dan diambil hikmahnya untuk menjadi bahan perbaikan yang lebih baik di masa mendatang. Ada baiknya jika tidak usah saling tunjuk menyalahkan satu dan lain pihak. Apalagi momentumnya di bulan suci Ramadhan yang mulia.
Pemerintah didukung oleh berbagai elemen terkait sudah mengusahakan dengan berbagai upaya dan lobby yang sangat maksimal. FIFA pun telah menunjukkan komitmen mereka untuk membantu Indonesia dalam persiapan untuk mengadakan turnamen sepak bola yang besar dan sukses di masa depan. Kini hanya untaian do’a yang dapat kita panjatkan untuk kemajuan sepakbola Indonesia di kemudian hari.
Penulis: Muhammad Fahmi Reksa Alfarisi
Editor: Yayuk Siti Khotijah
Leave a Reply